Identifikasi Target Karir melalui Individual Development Planning

Individual Development Plan

Dunia yang berkembang setiap detiknya menuntut kita untuk selalu mengikuti perkembangannya. Untuk mempersiapkan diri dan perusahaan untuk menghadapi masa depan, kita harus selalu berkembang secara profesional dengan dukungan dari perusahaan.

Sebuah riset dari World Economic Forum (WEF) menunjukkan bahwa mayoritas pekerja di seluruh negara memerlukan upskilling dan/atau reskilling paling lambat pada tahun 2025. Riset tersebut juga menunjukkan bahwa para pekerja akan membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk keep-up dengan kebutuhan industri yang ada jika upskilling tidak dilakukan. Tentunya tidak ada seorang pimpinan perusahaan yang mau menunggu selama itu untuk memiliki karyawan yang memiliki kemampuan tinggi dan siap untuk menghadapi tantangan masa depan.

Melalui post Instagram sebelumnya (link), kita sudah membahas bagaimana proses Individual Development Planning bisa membantu karyawan dan perusahaannya berkembang. Dibahas juga aspek apa saja yang akan dicari melalui proses Individual Development Planning-nya. Dalam post ini kita akan membahas cara pelaksanaan Individual Development Planning itu sendiri.

Sebelum proses tersebut dilaksanakan, perlu diingat bahwa Individual Development Program adalah proses bersama antara seorang karyawan dan supervisornya. Oleh karenanya, kedua pihak perlu memahami perannya masing-masing dan alat apa saja yang dibutuhkan. Hal ini bisa diketahui oleh kedua belah pihak melalui diskusi yang dilaksanakan sebelum proses IDP dilaksanakan.

Dikutip dari panduan Individual Development Program yang dirilis oleh Yale University, ada lima langkah yang bisa diikuti dalam pelaksanaan IDP. Lima langkah tersebut adalah sebagai berikut:

1. Identifikasi Tujuan Karir

Identifikasi Target Karir melalui Individual Development Planning

Tujuan karir adalah apa yang ingin kita capai dalam karir, bisa berbentuk jabatan, kemampuan, ataupun pencapaian lainnya. Dalam tahap ini, kita perlu mencari tujuan karir, dibantu oleh supervisor kita. Untuk membantu dokumentasi secara jelas, jangan lupa tulis tujuan karir tersebut  menggunakan SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Time-bound). Beberapa pertanyaan yang mungkin bisa membantu kita dalam proses ini adalah:

  • Apa yang memotivasi kita dalam bekerja?
  • Tanggung jawab sebesar apa yang ingin kita pegang di masa depan?
  • Aspek apa yang membantu kita berkembang dalam posisi yang dipegang sekarang?

2. Identifikasi Kemampuan Diri Sendiri

Identifikasi Kemampuan Diri Sendiri

Selain itu penting juga untuk kita memahami kemampuan diri kita sendiri. Dalam tahap ini kita perlu mengidentifikasi apa kekuatan dan kelemahan kita yang bisa membantu ataupun menghambat proses pengembangan diri kita. Beberapa pertanyaan yang mungkin bisa membantumu dalam proses ini adalah:

  • Apa kekuatan dan kelemahan kita secara profesional?
  • Kemampuan apa yang dirasa kurang dikuasai tetapi dibutuhkan dalam posisi kita saat ini?
  • Apa kemampuan yang membedakan kita dengan pekerja lain?

3. Buat Action Plan

Buat Action Plan

Setelah kita mengetahui tujuan karir dan kemampuan kita, kita perlu membuat rencana aksi yang lebih detail melalui Action Plan. Di dalam action plan ini, kita menuliskan langkah-langkah yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan karir tersebut, jangan lupa juga untuk menuliskan seluruh action-nya menggunakan SMART. Berikan juga batas waktu pelaksanaan seluruh aspek action plannya sesuai dengan kebutuhan. Tetapi alangkah baiknya, buatlah action plan yang bisa terpenuhi dalam waktu maksimal satu tahun, agar progressnya bisa dievaluasi secara rutin.

4. Eksekusi Pengembangan Diri

Eksekusi Pengembangan Diri

Gunakan action plan yang sudah dibuat sebagai panduan pengembangan diri kita selama satu tahun ke depan. Dalam proses ini, kita harus secara aktif melaksanakan setiap poin yang dibuat dalam action plan. Selain itu, supervisor kita juga harus secara rutin melakukan check-up dan mendukung proses pengembangan kita. Perusahaan juga harus memfasilitasi pengembangan kita sesuai dengan kemampuan perusahaan. Jika semisal rencana pengembangan kita adalah untuk mengikuti sertifikasi profesi, kita harus secara aktif mencari informasi soal itu, kemudian berdiskusi dengan supervisor soal perizinan, dan berdiskusi dengan perusahaan untuk logistik pelaksanaan pelatihan.

5. Follow-Up Rutin & Evaluasi

Follow-Up Rutin & Evaluasi

Meskipun proses pengembangan diri sudah berjalan, tidak berarti kita dilepas begitu saja. Kita harus menjadwalkan pertemuan kembali dengan supervisor kita untuk membahas progress dari IDP yang sedang kita laksanakan. Pertemuan rutin ini bisa dilakukan untuk melakukan follow-up dari progress yang sudah berjalan, ataupun evaluasi bagaimana ketepatan pelaksanaan pengembangan diri-nya.

Memulai awal tahun 2022 adalah waktu yang tepat untuk kita melakukan upskilling dan/atau reskilling baik setingkat individu ataupun perusahaan. Proses pengembangan diri, baik melalui IDP ataupun tools lain, bukanlah hal yang bisa terlaksana satu kali dan selesai. Tetapi proses ini adalah proses berkelanjutan yang harus terus dilaksanakan demi kebaikan kita sendiri. Learning is a lifelong process.

Source: